Selasa, 31 Desember 2019

20 Tempat Wisata Di Bondowoso Tebaru Yang Jarang Diketahui Traveler


            Bondowoso merupakan sebuah Kabupaten di Jawa Timur, Kabupaten ini memiliki sejuta pesona dan panaroma alam yang menakjubkan dan masih banyak yang tersembunyi, sehingga masih banyak orang yang belum mengetahui akan keindahan dan tempat keren yang ada di Bondowoso. Bondowoso punya banyak Spot objek wisata keren, mulai dari Situs budaya, situs bersejarah, spot foto foto kekinian , sampai air terjun yang sangat memanjakan mata dan harus segera kalian explore.

Jika Anda punya rencana untuk berlibur ke Bondowoso, Jangan khawatir akan keindahannya, Kabupaten ini menawarkan cukup banyak wisata pilihan untuk Anda dikunjungi. Selama ini jika Bondowoso jarang terdengar tempat yang keren untuk berlibur, namun ternyata Bondowoso ini juga memiliki banyak tempat-tempat wisata alam yang keren yang tak kalah dengan wisata di Semarang, Jogja ataupun kota besar lainnya.

Baiklah agar tidak panjang lebar, langsung saja ke titik tujuan artikel ini kami buat, Artikel ini bertujuan Untuk memudahkan Anda menemukan tempat wisata di Bondowoso yang paling indah, Terbaru dan di rekomendasikan untuk Anda Jelajahi. Berikut kami ulas secara singkat 28 Tempat Wisata di Bondowoso Terbaru yang harus segera Anda explore:

1. Kawah Ijen

Lokasi: Perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso


2. Wisata Kawah Wurung

Lokasi: Kalianyar, Sempol, Kabupaten Bondowoso

3. Gunung Raung

Lokasi: Secara administratif, kawasan gunung ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah  Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.

4. Alun Alun Bondowoso


Lokasi: Jl. Jaksa Agung Suprapto, Kotakulon, Kec. Bondowoso, Kabupaten Bondowoso

5. Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso

Lokasi: Jl. Ahmad Yani, Kotakulon, Kec. Bondowoso, Kabupaten Bondowoso 

6. Bendungan Sampean Baru


 Lokasi: Tapen, Pandak, Klabang, Pandak, Klabang, Kabupaten Bondowoso

7. Pemandian Tasnan

Lokasi: Desa Taman, Grujugan, Taman, Grujugan, Kabupaten Bondowoso

8. Museum Kereta Api Bondowoso

Lokasi: Kademangan, Kec. Bondowoso, Kabupaten Bondowoso

9. Pemandangan Arak-Arak

Lokasi: desa Sumber Canting kecamatan Wringin, Bondowoso

10. Situs Megalitikum Bondowoso

Photo by nationalgeographic.co.id
Lokasi: desa Glinseran, kecamatan Wringin. Tepatnya ± 19 km kearah barat kota Bondowoso.

11. Air Terjun Gentongan

Photo by @anggarawor_87

Air terjun gentongan ini ada yang menyebutnya air terjun busa juga dikarenakan air yang mengalir jatuh membentuk busa dan berbau asam pekat melekat karena airnya mengandung belerang yang berasal dari Kawah Ijen. selain itu kamu juga bisa turun ke bawah untuk bisa merasakan pesona keindahan air terjun ini, tapi kalo kamu mau turun ke bawah lebih baik gunakan guide dari penduduk sekitar ya. Tidak ada biaya retribusi hanya bayar parkir seikhlasnya.
Lokasi: Kalianyar, Sempol, Kabupaten Bondowoso

12. Air Terjun Tancak Kembar

Photo by @natnagatareza_
Medan yang sulit tak akan membuat Anda menyerah untuk mencapai suatu tujuan, dengan adanya kerja sama dan saling membantu satu sama lain ]untuk melewati rintangan demi rintangan tersebut, karena tanpa adanya kerja sama mungkin kami tidak akan sampai di tempat ini.
LOkasi: Andungsari, Pakem, Kabupaten Bondowoso

13. Air Terjun Belerang


 Air Terjun Belerang Kali Pahit Perbatasan Banyuwangi Bondowoso Salah satu air terjun unik dimana airnya adalah air belerang. Rutenya jalan arah mau ke Bondowoso kalau lewat ijen dari arah Banyuwangi letaknya 2km dari paltuding Gunung Ijen. Gratisss. Tapi sayang keindahannya sedikit dikotori dengan coretan di batu.

Lokasi:  Kalianyar, Sempol, Kabupaten Bondowoso

14. Air Terjun Belawan


Lokasi: Kalianyar, Sempol, Kabupaten Bondowoso

15. Air Terjun Polo Agung



Photo by @jayasudadio
Lokasi: desa sukorejo kecamatan sumber wringin, ± 40 km sebelah timur Kota Bondowoso.


16. Pinusan



Lokasi: Desa Taman, Grujugan, Taman, Grujugan, Kabupaten Bondowoso

17. Jembatan Kiringgo



Lokasi : Jembatan Ki Ronggo, Kotakulon, Kec. Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia

18. Tirta Agung



Lokasi :Desa Sukosari Kidul Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso

19. P28


Lokasi : Dsn. Patirana, Dsa. Wonosari, Kec. Grujugan, Kab. Bondowoso, Jawa Timur

20. Gunung Seranding



Lokasi : Pakisan , Tlogosari , Bondowoso, Jawa Timur





https://wisatalengkap.com/tempat-wisata-di-bondowoso/

Senin, 30 Desember 2019

DOSEN MUDA UNIVERSITAS IBRAHIMY IKUTI PELATIHAN PEKERTI

DOSEN MUDA UNIVERSITAS IBRAHIMY IKUTI PELATIHAN PEKERTI

Posted on: 11 February 2019
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dosen dilingkungan Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo, Badan Penjaminan mutu (BPM) Universitas Ibrahimy bekerjasama dengan Institut Teknologi Surabaya (ITS) Melaksanakan Pelatihan Teknis Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI). Kegiatan ini diperuntukkan untuk dosen-dosen muda dilingkungan Universitas Ibrahimy.
Pelatihan Teknis PEKERTI ini dilaksanakan pada tanggal 09-10 Pebruari dan 16-17 Pebruari 2019 di Aula Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK). Dalam sesi pembukaan, Rektor Universitas Ibrahimy Prof. Dr. H. Abu Yazid, MA. Menyampaikan bahwa kegiatan PEKERTI ini akan sangat membantu para dosen, khususnya dosen-dosen baru dan masih muda untuk meningkatkan profsionalisme di dalam menjalankan tugas sebagai dosen, dan Prof. Yazaid juga berharap kegiatan ini bisa terus dilaksanakan dan ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan lain yang sama-sama mengharah kepada peningkatan kualitas dosen.
Sementara Kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) Universitas Ibrahimy Bapak Dr. Khairul Anwar, M.HI. menyampaikan harapan agar kegiatan ini bisa berimplikasi dan langsung bisa dipraktikkan oleh para dosen dilingkungan Universitas Ibrahimy. Pelatihan teknis PEKERTI ini merupakan PEKERTI Tahap 1 yang terus akan dilaksanakan sesuai dengan agenda BPM sampai semua dosen terlatih dan mampu menjadi dosen profesional.
Dalam pelatihan PEKERTI tahap 1 ini, ada 50 Dosen Muda dari 23 Program Studi di Lingkungan Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo ikut serta selama beberapa hari yakni tanggal 09 dan 10 Pebruari 2019 dan pekan berikutnya pada tanggal 16 dan 17 Pebruari 2019 sampai dengan Tanggal 26 Pebruari 2019 yang akan datang.
Pada dua pertemuan di minggu pertama sudah ada tiga narasumber yang pengisi kegiatan pelatihan Teknis PEKERTI, di antaranya adalah Dr. Ir. Syamsul Arifin, M.T., Prof. Dr. Ir. Aulia, M.T. dan Nisfu Asrul Sani, ST., M.Sc. Sementara materi yang diberikan antara lain Sistem Pendidikan Tinggi dan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan tinggi, Penyusunan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) , Taksonomi Pembelajaran dan Anasilis Pembelajaran sampai pada pembuatan Rencana Pembelajarn Semester (RPS). Sesuai rencana bahwa seluruh Narasumber yang akan mengisi kegiatan Pelatihan PEKERTI berasal dari Institut Teknologi Surabaya (ITS).
Pada pertemuan minggu pertama ini diakhiri dengan materi rencana Assesmen (kisi-kisi soal, contoh-contoh soal, pedoman penskoran dan evaluasi pembelajaran). Kemudian setiap peserta diberikan tugas untuk diselesaikan selama satu minggu, kemudian dikumpulkan dan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
(DTV News/YH)

BEM Fakultas Tarbiyah Awali Pengkaderan

BEM Fakultas Tarbiyah Awali Pengkaderan

Posted on: 5 March 2019
Berita Kemahasiswaan UNIB, Puluhan mahasiswa baru mengikuti penutupan acara Pengenalan Dunia Tarbiyah (PENDUTA) dan Pelatihan Kader Dasar (PKD) Jumat lalu (01/02). Acara ini diadakan oleh BEM Fakultas Tarbiyah selama tujuh hari terhitung sejak Sabtu (26/01) sampai dengan Jumat (01/02). Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Putra dan di Aula SMK Ibrahimy. Acara tersebut diisi dengan seminar dengan berbagai macam tema. Diantaranya ketarbiyahan yang disampaikan oleh bapak Akhsan Toyyib, kepemimpinan oleh Bapak Mahmud Bajuri, Pelatihan Administrasi Dan Teknik Pelaporan oleh bapak Moh. Hafid, Manajemen Isu oleh bapak Hariyanto, Tujuan diadakannya acara ini untuk memperkenalkan nilai subtansial dari Fakultas Tarbiyah dan  mengkader mahasiswa baru agar menjadi mahsiswa kritis transformatif serta memiki jiwa organisatoris.
Pada acara ini dilaksanakan pula pelantikan oleh pihak Fakultas kepada pengurus Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa Prodi Fakultas Tarbiyah Tahun 2019, yang diwakili oleh bapak. Akhsan selaku wakil dekan II, mewakili dekan fakultas tarbiyah yang berhalangan hadir.
Kegiatan PENDUTA dan PKD ini, merupakan kegiatan kemahasiswaan pertama kali dilingkungan Universitas Ibrahimy. “ kami memang mengawali kegiatan pengkaderan ini dari fakultas-fakultas lain, karena semua organisasi kemahasiswaan Tahun 2019 sekarang mepet dengan liburan para santri”. Kata Moh, Nawafil selaku gubernur BEM Fakultas Tarbiyah.
Acara penduta dan PKD pada kali ini, berbeda dengan periode-periode sebelumnya. “ kalau dulu penduta dan PKD dipisah, kalau sekarang digabung, ini pertama kali PENDUTA dan PKD digabung, soalnya kalau dipisah kayaknya kurang efisien, mengingat jarak antara PENDUTA dan PKD terlalu lama”. Kata ketua panitia saudara Miftahul Ulum. (LA_99)/LPMI

Ngaji Ushul Fiqh Bersama Kiai Afif

Ngaji Ushul Fiqh Bersama Kiai Afif

 Hasil gambar untuk ngaji dengan kiai afif

الاجماع

Menurut kesepakatan Ulama:
Syariat Islam harus bersumber Dari Nash (al-Quran-Sunnah), ijma’ Dan qiyas.

الشريعة من نص أو إجماع أو قياس لهما: إجماع العلماء

Definisi Ijma’ adalah kesepakatan Ulama Mujtahid Dari umat Muhammad setelah wafatnya Nabi dalam satu masalah di Masa Dari beberapa Masa.

الاجماع اتفاق مجتهدي الأمة بعد وفاة النبي في حكم الحادثة في عصر من العصور

Implikasi Dari definisi ini adalah:
  1. Ijma’ hanya terjadi pasca wafatnya Nabi. Pada Masa Nabi, sumber hukum hanya menjadi ototitas Nabi yang menyampaikan wahyu Allah Dan Sunnah Nabi yang datang Dari wahyu. Jika Ada masalah, Jibril turun untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi.

وما ينطق عن الهوى أن هو الا وحي يوحي

  1. Ijma’ hanya terjadi pada ulama yang sudah masuk kategori mujtahid, bukan sembarang Ulama. Mujtahid ini Tidak hanya satu Daerah, tapi lingkupnya dunia, internasional. Semua Mujtahid yang Ada sepakat dalam satu masalah yang dikaji bersama.
  2. Ijma’ Tidak dibatasi pada masa tertentu, misalnya era sahabat atau era imam Mujtahid pada Abad 1-3 Hijriyah. Setiap Masa jika Ada Mujtahid Dan mereka bersepakat dalam satu masalah, maka sudah terjadi ijma’.


 


Mungkinkah terjadi ijma’ ?
Para Ulama berbeda pendapat.
  1. Mungkin Dan terjadi. Pendapat ini biasanya mencontohkan ijma’ sahabat dalam masalah kodifikasi Al Qur’an (جمع القراءن), atau ijma’ ahli Madinah.
  2. Mungkin tapi tidak terjadi. Tidak semua sesuatu yang mungkin terjadi itu terjadi.
  3. Tidak mungkin terjadi. Kesepakatan semua Mujtahid adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Klasifikasi Ijma’ Pertama, ijma’ sharih. Yaitu setiap Mujtahid berpendapat Dan disepakati Mujtahid yang lain.
Kedua, ijma’ sukuti. Yaitu seorang Mujtahid berpendapat Dan Mujtahid lainnya diam sebagai tanda sepakat.

اجتهاد / استنباط جماعي

Beratnya syarat ijma’ di atas, banyak orang mengusulkan model baru dalam ijma’, yaitu ijtihad atau istinbath jama’i (ijtihad kolektif).
Model ijtihad ini diusulkan mengingat sulitnya menemukan sosok ulama yang mampu menguasai semua ilmu yang dibutuhkan dalam ijtihad.
Dalam ijtihad jama’i ini, semua ilmuwan lintas disiplin ilmu (bahasa, Tafsir, hadis, fiqh, ushul fiqh, Tauhid, sosiologi, psikologi, antropologi, Dan media) berkumpul untuk mengkaji masalah Dari berbagai pendekatan yang menjadi spesifikasi disiplin ilmunya.
Kendal, PP Apik Kaliwungu,
Sabtu, 15 Desember 2018
Penulis: Jamal Ma’mur Asmani, Pati.

Orang Bayar Belanja Bisa dengan Senyuman

Bikin Geleng Kepala, di Negara Ini Orang Bayar Belanja Bisa dengan Senyuman

Liputan6.com, Jakarta China terkenal dengan penemuan-penemuan teknologi yang unik. China, kini bisa dikatakan setara dengan negara-negara barat. Dalam beberapa hal, bisa dibilang inovasi mereka jauh lebih unggul. Apalagi, didukung dengan kondisi ekonomi, China berusaha mengaplikasikan beragam teknologi dalam seluruh aspek kehidupan warganya. 

    Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan oleh negara China adalah pembayaran tanpa uang. Sekarang ini pembayaran tanpa uang tunai dianggap sebagai salah satu yang paling maju di dunia. Namun, ketika dunia berpikir bahwa teknologi ini sudah canggih dengan adanya dompet digital di smartphone, China telah masuk ke fase berikutnya.
    China diketahui telah merilis dan terus mengembangkan alat pembayaran baru, yaitu Facial Payment Technology atau Teknologi Pembayaran melalui Wajah, seperti Liputan6.com lansir dari China Daily, Rabu (11/9/2019).  
    Mode pembayaran terbaru ini memungkinkan individu melakukan pembelian hanya dengan berpose di depan mesin point-of-sale (POS) yang dipasang dengan kamera yang akan memindai wajah kamu.
    2 dari 2 halaman

    Teknologi pembayaran melalui Wajah

    Cara kerja mesin pembayaran memakai wajah ini cukup mudah, hanya dengan mendaftarkan wajah kamu ke sistem pembayaran digital atau rekening bank. Pengenalan wajah ini sebelumnya digunakan di Tiongkok untuk memantau kelakuan warganya. Namun kini perusahaan pembayaran Alipay telah mengembangkan teknologi ini dan sudah menjangkau 100 kota sejauh ini.
    Perusahaan ini bahkan telah meluncurkan sistem 'Smile-to-Pay', sejak 2017. Aplikasi WeChat, yang memiliki sekitar 600 juta pengguna juga merilis mesin serupa yang disebut 'Frog Pro' pada bulan Agustus.
    Bahkan di Tianjin, sudah ada supermarket swalayan yang dikenal sebagai IFuree, yang menggunakan kamera 3D untuk memindai wajah pelanggan sebagai cara pembayaran.
    Meskipun teknologi ini dianggap dapat mengganggu privasi dan keamanan seseorang, banyak konsumen di China sebenarnya mendukung metode pembayaran baru ini.
    IFuree bahkan mengklaim bahwa cara ini melindungi privasi konsumen dengan lebih baik daripada memasukkan kata sandi secara manual yang bisa berisiko dengan orang-orang yang berdiri di sekitar mereka.

    PSHT

    Persaudaraan Setia Hati Terate

    Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
    Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
    Logo-psht.jpg
    Logo PSHT
    SingkatanPSHT
    SloganMemayu Hayuning Bawana (memperindah keindahan dunia)
    Tanggal pembentukan1948 saat kongres pertama di PilangbangoMadiun
    JenisPerguruan Pencak Silat
    Kantor pusatJl. Merak No.10, Nambangan Kidul, Kec. Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur 63128
    Wilayah layanan
    IndonesiaMalaysiaBelandaRusia (Moskow), Timor LesteHongkongKorea SelatanJepangBelgia dan Prancis.
    Ketua Majelis Luhur
    Ir. R.B. Wiyono
    Ketua Pengurus Pusat
    Dr. Ir. Muhammad Taufiq, S.H, M.Sc.
    Ketua Dewan Harkat dan Martabat
    H. Adi Prayitno, S.Pd.
    Tokoh penting
    Ki Hadjar Hardjo Oetomo
    Mr. Irsjad
    Mas Imam Koessoepangat
    Mas Tarmadji Boedi Harsono
    Situs webpsht.or.id
    Persaudaraan Setia Hati Terate (dikenal luas sebagai PSHT atau SH Terate) adalah organisasi olahraga yang diinisiasi oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo dan disepakati namanya menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate pada kongres pertamanya di Madiun pada 1948.
    PSHT merupakan organisasi pencak silat yang tergabung ke dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)[1] Saat ini PSHT diikuti sekitar 7 juta anggota, memiliki cabang di 236 kabupaten/kota di Indonesia, 10 komisariat di perguruan tinggi dan 10 komisariat luar negeri di MalaysiaBelandaRusia (Moskow), Timor LesteHongkongKorea SelatanJepangBelgia dan Prancis.[2]

    Sejarah[sunting | sunting sumber]

    Awal mula Setia Hati[sunting | sunting sumber]


    Ki Hadjar Hardjo Oetomo, pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate
    Pada tahun 1903, Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo (EBI : Ki Ageng Surodiwiryo) meletakkan dasar gaya pencak silat Setia Hati di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya (kawasan dekat Tanjung Perak). Sebelumnya, gaya silat ini ia namai djojo gendilo tjiptomuljo dengan sistem persaudaraan yang dinamai sedulur tunggal ketjer. Pada tahun 1917, ia pindah ke Madiun dan mendirikan Persaudaraan Setia Hati di WinongoMadiun.[3]

    Awal mula PSHT[sunting | sunting sumber]

    Pada tahun 1922Ki Hadjar Hardjo Oetomo (EBI : Ki Hajar Harjo Utomo) salah satu pengikut aliran pencak silat Setia Hati yang berasal dari Pilangbango[4], meminta izin kepada Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo untuk mendirikan pusat pendidikan pencak silat dengan aliran Setia Hati. Niat ini dilatarbelakangi keadaan saat itu dimana ilmu pencak silat hanya diajarkan kepada mereka yang memiliki status bangsawan seperti bupatiwedana atau masyarkat bangsawan yang memiliki gelar raden, sehingga Ki Hardjo Oetomo berniat agar ilmu pencak silat ini bisa dipelajari oleh rakyat jelata dan pejuang perintis kemerdekaan.[4] Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo setuju atas ide ini asalkan pusat pendidikan nanti harus memiliki nama yang berbeda. Akhirnya didirikanlah SH PSC (Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club"). Pengikut Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo yang lain yang telah terhasut[5] beberapa pihak mengganggap pembukaan SH PSC sebagai sebuah pengkhianatan sehingga SH PSC dianggap "SH murtad".[3] Kelak, pihak-pihak yang mendukung pemurnian aliran Setia Hati dan mengklaim sebagai penerus sah ajaran Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo ini tergabung dalam PSHW-TM (SH Winongo).[5][6] Selain itu, adanya tempat latihan ini dianggap oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebagai sarana untuk melawan pemerintah kolonial sehingga Ki Hardjo Oetomo ditangkap dan menjalani hukuman pembuangan Belanda di JemberCipinang dan Padangpanjang.[4] Sistem yang dianut SH PSC ini adalah sistem paguron (perguruan) dimana guru ditempatkan pada tingkat tertinggi sebagai patron perguruan. Sistem pendidikan inilah yang menjadi cikal bakal Persaudaraan Setia Hati Terate.[3]
    Pada tahun 1942, salah seorang murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang bernama Soeratno Sorengpati mengganti nama SH PSC menjadi Setia Hati Terate. Perubahan ini lalu disepakati saat kongres pertama yang diadakan di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Madiun pada tahun 1948.[4] PSHT lalu mengubah diri dari sistem yang berbentuk perguruan menjadi sistem berbentuk persaudaraan untuk mendukung konsep demokratisasi organisasi, namun konsepsi dan tradisi sistem perguruan masih tetap dilanjutkan[7]. Selanjutnya PSHT semakin berkembang, setelah Mas Irsjad (salah satu murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo) menjadi ketua dan memperkenalkan 90 senam dasar, jurus 1-4, jurus belati dan jurus toya.[3] Jurus-jurus perguruan juga diperbarui oleh Mas Imam Koessoepangat untuk membedakan diri dari jurus-jurus djojo gendilo tjiptomuljo milik SH Winongo atau sekarang di kenal dengan Setia Hati Panti

    Ketua dari masa ke masa[sunting | sunting sumber]

    Pucuk kepemimpinan di PSHT berganti-ganti seiring waktu. Setelah wafatnya Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada 12 April 1952, ketua dijabat oleh Soetomo Mangkoedjojo (EBI : Sutomo Mangkujoyo), yang merupakan karyawan BRI. Setelah Sutomo dipindah tugaskan ke Surabaya, ketua dijabat oleh Mas Irsjad. Pada dekade 1960-an, Mas Irsjad pindah ke Bandung dan kepemimpinan PSHT diserahkan kepada Mas Santoso Kartoatmodjo. Setelah itu terjadi pergolakan tahun 1965 sehingga ketua kembali dijabat oleh Soetomo Mangkoedjojo hingga 1974. Pada masa jabatan kedua ini PSHT membuka beberapa cabang di MagetanSurabayaMojokertoYogyakarta, dan Solo. Pada tahun 1974, diadakan kongres di Madiun yang memutuskan Mas Imam Koessoepangat (dikenal dengan julukan Pandhita Wesi Kuning[8][9]) sebagai ketua pusat. 3 tahun berikutnya, diadakan kongres kembali dan menghasilkan nama Badini sebagai ketua selanjutnya. Pada masa ini organisasi mengalami masalah keuangan sehingga salah satu pendekarnya yang bernama Tarmidji Boedi Harsono keluar dengan solusi kontroversial, yakni mengubah sistem pembayaran pengesahan warga dari menggunakan uang logam lama (ketengan atau benggolan) menjadi uang logam yang berlaku (baik rupiah maupun yang lainnya seperti dolarringgit atau riyal) agar dapat membantu keuangan organisasi. Sebelumnya uang ketengan dan benggolan didapat dengan cara membeli dari istri Ki Hardjo Oetomo, Inem, sekaligus sebagai bentuk terima kasih organisasi untuk membantu keluarga Ki Hardjo Oetomo. Maka Tarmidji meyakinkan pada semua pihak yang mempertanyakan usul tersebut karena PSHT sudah berubah menjadi organisasi modern yang menjadi milik anggota bukan perorangan lagi dan untuk membantu keluarga Ki Hardjo Oetomo sudah dipersiapkan solusi lain. Pada tahun 1981, Tarmidji Boedi Harsono diangkat sebagai ketua. Pada tahun 2000, kongres diadakan kembali dengan menjadikan kembali Tarmidji Boedi Harsono sebagai ketua dan dilengkapi dengan 9 tokoh lainnya sebagai dewan pusat atau yang dikenal sebagai Nawa Pandhita.[7][3] Saat ini ketua pusat PSHT dijabat oleh Muhammad Taufiq.[10]

    Pendidikan[sunting | sunting sumber]


    Padepokan PSHT di Nambangan KidulMadiun
    Pendidikan pencak silat di PSHT memiliki inti unsur pembelaan diri untuk mempertahankan kehormatan, keselamatan, kebahagiaan, dan kebenaran. Materi yang diajarkan terbagi untuk 3 kelompok, yaitu kelompok pencak silat ajaran (pemula) yang terdiri dari, senam massal, senam dasar, jurus, senam dan jurus toya, jurus belati, krippen, dan silat seni untuk tunggal, ganda dan berregu. Kelompok kedua adalah kelompok pencak silat prestasi untuk mengikuti kejuaraan atau event olahraga yang melibatkan pencak silat dengan materi tanding serta dan silat seni baik tunggal, ganda, maupun beregu. Dan yang terakhir adalah kelompok Pencak Silat Bela Diri Praktis yang diberi materi bela diri profesional, pertunjukan dan keterampilan khusus.[11]
    Selain itu PSHT juga mengajarkan beberapa ajaran seperti Ajaran Setia Hati, dimana warga akan belajar mengenai upaya mendekatkan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam semesta. Ajaran Setia Hati mengharuskan warganya mampu memahami dirinya sendiri dan hati nuraninya, bahwa manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan (dibunuh) tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu setia pada hatinya sendiri dan tidak ada kekuatan apapun di atas manusia yang bisa mengalahkan manusia kecuali kecuali kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.[12] Ajaran selanjutnya adalah Ajaran dan Gerakan Budi Luhur dimana warga PSHT harus ikut berupaya mewujudkan memayu hayuning bawana (Bahasa Indonesia : memperindah keindahan dunia) dalam upaya mewujudkan masyarakat nyaman, adil, makmur, dan sejahtera lahir batin.[11]

    Falsafah ajaran[sunting | sunting sumber]


    PSHT Komisariat Belanda
    PSHT memiliki falsafah ajaran yang diambil dari ajaran luhur Jawa[13] :
    1. Sepira Gedhening Sengsara Yen Tinampa Amung Dadi Coba, yang berarti "seberapapun besarnya kesengsaraan jika mampu menerimanya hanya akan jadi cobaan semata".
    2. Ala Tanpa Rupa Yen Tumandhang Amung Sedhela, yang berarti "setiap rasa kesusahan, keburukan, serta masalah-masalah apabila dijalani dengan berlapang dada maka kemudian terasa sebentar saja".
    3. Tega Larane, Ora Tego Patine, yang secara harfiah berarti "Tega melihat sakitnya, tidak tega melihat matinya". Yang mana maksudnya adalah warga PSHT berani menyakiti seseorang dalam rangka memperbaiki bukan merusak (membunuh).
    4. Suro Diro Joyo Diningrat Lebur Dening Pangastuti, yang berarti "segala kesempurnaan hidup dapat diluluhkan dengan budi pekerti luhur".
    5. Satria Ingkang Pilih Tanding yang secara harfiah berarti "Seorang ksatria mampu memilih lawan". Maksudnya seseorang berjiwa ksatria hanya mau melawan orang yang mampu menghadapinya, bukan orang yang lemah daripadanya".
    6. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha, yang berarti "mendatangi tanpa kawan, menang tanpa mengalahkan, sakti tanpa kesaktian dan kaya tanpa kekayaan".
    7. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan, yang artinya "jangan sakit hati kala musibah menimpa, jangan susah kala kehilangan".
    8. Ojo Seneng Gawe Susahe Liyan, Opo Alane Gawe Seneng Liyan, yang artinya "jangan suka menyusahkan orang lain, apa jeleknya membahagiakan orang lain".
    9. Ojo Waton Ngomong Ning Yen Ngomong Sing Gawe Waton, yang artinya "jangan hanya bisa bicara namun harus bisa membuktikan".
    10. Ojo Rumongso Biso Ning Sing Biso Rumungso, yang artinya "jangan merasa bisa, namun juga harus bisa merasakan".
    11. Ngunduh Wohing Pakarthi, yang artinya "siapa yang berbuat pasti akan menerima hasil perbuatannya".
    12. Jer Basuki Mawa Beya, yang artinya "segala kesuksesan membutuhkan pengorbanan".
    13. Budhi Dayane Manungso Tan Keno Ngluwihi Kodrate Sing Maha Kuwoso yang berarti "segala daya upaya manusia tidak akan bisa melebihi ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa".
    14. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara yang secara harfiah berarti "memperindah keindahan dunia serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak pada diri".
    15. Sepiro duwurmu ngudi kawruh, sepiro jeromu ngangsu ngilmu, sepiro akehe guru ngajimu tembe mburine mung arep ketemu marang sejatine awake dewe, yang berarti "seberapa tinggimu mencari pengetahuan, seberapa dalammu menuntut ilmu, seberapa banyak guru yang mengajarmu, tetap bergantung pada dirimu sendiri".
    16. Sopo sing wus biso nemoake sedulur batine kakang kawah adi ari-ari papat kiblat lima pancer, sejatine wus nemu guru sejatine.
    17. Sekti tanpo aji digdoyo tanpo guru, yang berarti "sakti tanpa kesaktian, hebat tanpa guru".
    18. Kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pesthi, yang berarti "gejolak jiwa (seharusnya) tidak mengubah kepastian".
    19. Amemangun karyenak tyasing sesama, yang berarti "membuat nyaman perasaan orang lain".
    20. Sukeng tyas yen den hita, yang berarti "suka/bersedia menerima nasihat".
    21. Aja Adigang, Adigung, Adiguna, yang berarti "jangan sok kuasa, sok besar dan sok sakti".
    22. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo, yang berarti "jangan tergoda kemewahan, jangan mudah mendua agar semangat tidak kendur"
    23. Sing Resik Uripe Bakal Mulya, yang berarti "yang bersih hidupnya akan mulia".
    24. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka, Sing Was-was Tiwas, yang berarti "jangan sok pintar karena akan salah arah, jangan suka berbuat curang karena akan celaka, yang ragu-ragu akan binasa".
    25. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman, yang berarti "jangan terobsesi kedudukan, keduniawian dan kepuasan".
    26. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman, yang berarti "jangan mudah heran, jangaan mudah kecewa, jangan mudah kaget, jangan manja".
    27. Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli, yang berarti "bekerja dengan giat tanpa pamrih, cepat tanpa mendahului dan tinggi tanpa menandingi".
    28. Urip Iku Urup, yang secara harfiah artinya "hidup itu menghidupi". Maksudnya dalam hidup harus bisa menjadi manfaat bagi orang lain.
    29. Sak Apik-apike Wong Yen Aweh Pitulung Kanthi Cara Dedhemitan, yang berarti "sebaik-baiknya orang adalah memberi pertolongan dengan tanpa ingin diketahui orang lain".

    Tingkatan[sunting | sunting sumber]


    Sabuk PSHT, dari kiri mori, sabuk putih, sabuk ijo, sabuk jambon dan sabuk polos

    Warga PSHT tingkat I memakai sabuk mori

    Siswa[sunting | sunting sumber]

    Siswa Polos[sunting | sunting sumber]

    Siswa polos atau siswa hitam adalah tingkatan awal pada PSHT, yang ditandai dengan sabuk berwarna hitam. Warna hitam melambangkan kebutaan karena siswa belum mengetahui dengan baik apa itu PSHT.[14] Pada tingkatan ini siswa diajarkan pengenalan tentang Setia Hati dan Setia Hati Terate, pengenalan gerak, gerakan, beberapa senam dan jurus. Gerak dan gerakan yang diajarkan termasuk senamuntuk tangan dan kaki. Sedangkan jurus yang diajarkan pada tingkatan ini adalah 1 hingga 2 pukulan, tendangan dan pertahanan, 30 senam dan 5 sampai 6 jurus.[15]

    Siswa Jambon[sunting | sunting sumber]

    Siswa Polos yang lulus ujian kenaikan tingkat akan menjadi Siswa Jambon yang ditandai sabuk berwarna merah jambu (merah muda). Warna merah muda melambangkan keragu-raguan. Jambon juga berarti sifat matahari yang terbit atau sifat matahari yang terbenam, yaitu sifat yang mulai mengarah ke suatu kepastian tetapi masih belum sempurna.[14] Pada tingkatan ini siswa diajarkan pemahaman dan pengamalan Ajaran Setia Hati. Dan penambahan kemampuan gerak dan gerakan menjadi 3 hingga 4 pukulan, tendangan dan pertahanan, 45 senam dan 13 jurus.[15]

    Siswa Ijo[sunting | sunting sumber]

    Siswa Jambon yang lulus ujian kenaikan tingkat akan menjadi Siswa Ijo yang ditandai sabuk berwarna hijau. Warna hijau melambangkan keadilan dan keteguhan dalam menjalani sesuatu.[14] Pada tingkatan ini siswa diajarkan penambahan kemampuan gerak dan gerakan menjadi 5 hingga 6 pukulan, tendangan dan pertahanan, 60 senam dan 15 hingga 20 jurus.[15]

    Siswa Putih[sunting | sunting sumber]

    Sesuai namanya, Siswa Putih menggunakan sabuk berwarna putih. Dalam tingkatan ini semua pukulan, tendangan, teknik pertahanan, senam dan jurus sudah diajarkan kecuali jurus ke-36.[15] Warna putih melambangkan kesucian[14] sehingga siswa dalam tingkatan ini diharapkan telah mengerti arah yang sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan antara benar dan salah, bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan bersikap tenang. Siswa pada tingkatan ini sudah siap untuk menjalani pengesahan sebagai pendekar/warga PSHT.[15]

    Warga[sunting | sunting sumber]

    Warga atau Pendekar PSHT adalah mereka yang sudah menjalani ujian dan pengesahan. Warga PSHT dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu Warga tingkat I (satria), tingkat II (ngalindra) dan tingkat III (pandhita).[16] Warga tingkat I menggunakan sabuk berwarna putih dari kain mori. Warga tingkat dua dan tiga menggunakan selendang.[15]

    Tokoh[sunting | sunting sumber]